Situs Poker Terpercaya
NO. PERINGKAT JOIN
01   NEGARAQQ HOT REGISTER
02   DINASTIPOKER Hits REGISTER
NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli photo 12507192_821356247974585_2802773902519249041_n_zpsqi0d2b6n.jpg AGEN DOMINO99 AGEN DOMINO99  photo 12294741_799286933514850_2481893229186263362_n_zpsokm0wk6q.png
AGEN DOMINO99

Sabtu, 06 Februari 2016

Bercinta dengan Ibu Kost

Bercinta dengan Ibu Kost 

NegaraQQ adalah situs agen domino online  Domino Online Uang ASli  Agen Domino99 Terpercaya Terbesar Di Indonesia


Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Bermula pada saat saya harus dinas di Suabaya. Dari Kantor saya mendapat tiket kereta api Argo Bromo, Karena kereta api sampai di Surabaya pukul 04.30 pagi maka saya menghubungi teman saya yang kost di dekat kantor untuk dapat istirahat sambil menunggu jam kantor.

Seperti biasa saya sampai di kost teman saya jam 05.15. Begitu sampai saya langsung menuju ke kamar teman saya di lantai II, untungnya terdapat kamar tambahan yang dapat saya pakai untuk istirahat. Saya langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan kebetulan saya masuk kantor siang hari setelah istirahat makan. Jam 09.00 saya baru bangun, teman saya sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga teman kostnya yang lain. Lalu saya turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar mandi di lantai II lagi rusak dan masih diperbaiki.

Selesai mandi, saya keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan  handuk menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga saya dipanggil ibu kost teman saya,  "Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silakan langsung di minum, mumpung masih hangat", ibu kost teman saya itu umurnya kira-kira seumuran 32 tahun. Langsung saja saya menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk minum kopi yang sudah disediakan. Ibu kost itu juga menemani saya di meja makan minum kopi.
DOMINO ONLINE

Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost bertanya. "Kopinya cukup manis nggak Mas?""Sudah kok bu, pas banget, tetapi ibu kok kelihatan sakit?" "Iya nich pundak ibu agak sakit",
"Biasa dipijit nggak bu?"  "Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar."
"Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar Bu supaya bisa agak baikan?"
"Boleh." Lalu saya pijat pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak masalah dengan pundaknya. Dia bilang:  "Wah nikmat juga ya pijatan Mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak keseleo sedikit",
 "Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri." "Boleh saja kalau Mas nggak keberatan kita ke kamar ibu saja ya?" "Yuuk." Sambil saya ikuti langkahnya menuju kamar dia.

Sampai di kamar langsung saja dia tidur tengkurap di tengah tempat tidur, saya jadi bingung bagaimana caranya mijit dia, rupanya dia mengerti kebingungan saya dia bilang "Mas langsung saja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh body lotion itu ada di meja rias ibu." Saya ambil body lotion yang dimaksud dan menuju ke tempat tidurnya sambil saya bilang "Bu, bajunya tolong di buka bagian atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu." Langsung dia bangun lagi dari tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata di balik dasternya itu sudah tidak ada apa-apa lagi alias bugil. Saya hanya bisa bengong saja melihat pemandangan yang aduhai ini, bodinya termasuk lumayan bagus, dengan payudaranya yang tidak terlalu besar dan putingnya yang tegak menantang berwarna coklat kemerahan, dan bulunya yang di potong pendek dan rapi berbentuk segitiga, dan pantatnya yang aduhai bentuknya, walaupun wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi bodinya yang yahud bikin tegang penis saya. Sampai jakun saya naik turun melihat pemandangan tersebut. Dia tersenyum saja melihat saya bengong melihati dia. DOMINO ONLINE


"Mass, jangan bengong achh, cepet bantuin ibu." "Mas, cepet saja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang di dalam sudah pingin nongol lihat temennya", karena saya hanya pakai handuk yang dililitkan tentu saja penis saya yang sudah tegang berat nongol dari lilitan dan kelihatan penis saya. Melihat saya masih bengong saja, dia dekati saya sambil menarik lilitan handuk saya, begitu handuk saya lepas penis saya langsung mengacung.

"Mas, gede juga ya penisnya", sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia jilati penis saya dan sekali-sekali memasukkan penis saya ke mulutnya sampai 1/2 nya, saya sudah nggak bisa mikir apa-apa lagi karena rasanya nikmat banget, saya sudah nggak sabar lagi saya raih payudaranya dengan dua tangan, dan saya angkat badannya yang masih jongkok ke ranjang.

Langsung saya ciumi bibirnya yang langsung tanggap dengan mengeluarkan lidahnya, saya mainkan lidahnya dengan lidah saya sambil tangan saya bergerilya memegang payudaranya, dan tangannya rupanya tidak mau kalah, karena dia juga memegang penis saya sambil di urut-urut. Lalu saya putar posisi 69, saya ciumi mulai dari bibirnya, terus turun ke payudaranya, waktu saya jilat pentilnya yang sudah keras dia juga jilat pentil saya, rasanya nikmat sekali. Terus saya turun ke pusarnya, dan pelan-pelan menyusuri kakinya yang sudah celentang, saya jilati dari pusar sampai ke pahanya dan pelan-pelan balik lagi ke bulunya yang rapi dan ke paha satunya lagi dan kembali ke vaginanya yang sudah basah. DOMINO ONLINE

Saya nggak mendengarkan desahannya karena dia juga melakukan yang sama untuk saya, dia jilat habis penis saya sampai ke zakar dengan sedikit di gigit-gigit, rasanya nikmat banget, lama juga saya lakukan 69 itu."Mass, shh, shh, udach acchh, nggak kuat lagi, masukin dong, achh." Saya langsung membalikkan badan dan mengarahkan penis saya ke vaginanya yang sudah basah, bless, terasa hangat dan licin, langsung saya kocok keras-keras penis saya. Terdengar desahannya lagi

 "Mass, shh, shh aduhh, achh", saya lihat mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut di dahinya, rupanya dia menahan kenikmatan yang dialami. Kemudian dia berhenti goyang dan mendorong badan saya dan dibalik, rupanya dia ingin main di atas. Sambil goyang-goyang dia pegang payudaranya yang berayun-ayun seirama dengan goyangannya, tiba-tiba dia sorongkan payudaranya ke muka saya. "Mass, diisep dong", rupanya dia mau klimaks, saya hisap payudaranya sambil saya remas yang satunya, gerakan dia lebih menggila lagi sambil mendesah-desah "Sshh, scchh, aduhh, acchh", lalu dia memeluk saya "Mass, aku keluar acchh", saya peluk dia sambil mencium pipinya, lalu saya cabut penis saya yang basah kena cairannya, karena saya belum selesai dan dia sudah kelelahan saya sikat dia dari belakang dengan doggy style, pelan-pelan saya masukan dan keluarkan penis saya, sampai hampir keluar semua, rupanya gerakan saya yang panjang-panjang ini juga dinikmati olehnya, karena saya dengar desahannya "Shh, shh, achh, achh", nggak lama kemudian saya juga keluar "sruut, srruut sruut, sruut", nggak pakai tanya saya keluarkan saja di dalam habis nikmat. Setelah itu saya rebahan di ranjangnya. Kemudian mandi lagi bersamanya.Sejak itu saya jadi senang kalau di tugaskan ke Surabaya oleh kantor.

NegaraQQ adalah situs agen domino online  Domino Online Uang ASli  Agen Domino99 Terpercaya Terbesar Di Indonesia




Sabtu, 30 Januari 2016

Nikmatnya Bersetubuh Dengan Karyawanku Yang Aduhai



Nia

Sebelumnya perkenalkan, nama saya Denny berusia 38 tahun. Saya sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Saya bekerja di sebuah Mall di sebuah kota di Jawa Barat.  Sebagai Manajer Operasional di Game Center yang terletak di dalam Mall tersebut. Pekerjaan saya bisa dibilang sangat baik karena mendapatkan posisi yang baik dan juga penghasilan yang bisa dibilang lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga saya. Karena bekerja di Mall, maka sudah pasti kebanyakan karyawan yang ada adalah wanita. Ada yang SPG dan ada juga yang memang karyawan Mall dan karyawan game center yang memang aku kelola. Buat saya, bekerja di Mall sangat- sangat menyenangkan. Karena setiap hari saya bisa mencuci mata saya dengan melihat berbagai macam wanita cantik di tempat kerja saya.

Cerita Sex ini bermula ketika saat itu saya sedang melakukan training kepada karyawati baru di perusahaan saya. Karyawati yang sedang saya training rencanannya akan diploting di bagian kasir, sebut saja namanya Nia. Nia ini masih sangat muda dan berumur 21 tahun. Satu hal yang sangat saya suka dari Nia, adalah bentuk tubuhnya yang sangat aduhai. Nia memiliki pinggul yang aduhai dan bokong yang lumayan indah. Selain itu, kulitnya yang putih dan juga wajahnya yang manis dengan potongan rambut poni membuatnya sangat mirip dengan Momo vokalis Geisha walau buah dadanya tidak terlalu besar. Hari itu sebenarnya hampir sama ketika aku melakukan training kepada Nia di hari- hari kemarin. Namun, entah mengapa hari itu rasanya nafsuku lagi meningkat karena mungkin pengaruh istriku yang lagi mens, sehingga sudah 3 hari ini aku tidak mendapat jatah. Siang itu suasana di Mall sangat sepi dan lenggang. Sehingga aku bisa mengobrol dengan Nia. Dan ketika sedang asyik mengobrol aroma wangi parfum Nia sangat menusuk hidungku dan membuat aku terbuai dengan aroma parfumnya.

Dan ketika akan setoran kasir, sebuah ide konyol terbesit di pikiranku. Aku ingin mengerjai Nia si anak baru ini. Akhirnya aku pun menyuruh salah satu karyawan senior yang bertugas melakukan penutupan kasir untuk menyampaikan kepada Nia bahwa uang hasil pembayarannya kurang dan dia di suruh menghadap ke aku untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan akhirnya siasatku berhasil.
Agen Domino

Setelah selesai menyetorkan uang penjualannya dia menghampiri saya dan bertanya mengenai masalah tekoran uang penjualan kepada saya. Dan saya pun mengatakan bahwa uang setorannya memang kurang dan dia harus menggantinya. Saya tawarkan bahwa dia boleh memilih mau di angsur 3 atau 6 kali. Dan untuk memikirkannya, saya suruh dia sms ke saya nanti malam dan meminta nomor hp miliknya.
“Cihuyyy…” akhirnya Nia memberikan juga nomor hpnya kepada saya.
Malam itu Nia mengirim sms kepada saya, yang mengatakan bahwa dia masih bingung mengenai pembayaran tekoran itu. Akhirnya karena tidak tega, saya mengatakan bahwa besok dia harus menemui saya dan dia pun menyanggupinya. Besoknya, dia pun menepati janjinya dan menemui saya di kantor saya. Dan saya pun akhirnya mengatakan bahwa sebenarnya saya hanya iseng mengenai masalah tekoran tersebut. Nia pun akhirnya merasa lega karena ternyata semuanya hanya lelucon biasa. Dan saya pun melanjutkan pembicaraan dengan Nia yang arahnya sich lebih ke pendekatan.
Dan ketika saya tanya apa dia sudah punya pacar, dia menjawab belum punya. Dan ketika saya mengutarakan hobi saya menonton dia pun menjawab kalau dia juga suka menonton. Dan yang membuat saya kaget adalah ketika Nia menanyakan kepada saya apakah saya mau pergi nonton dengan dia. Dan tanpa ragu saya pun mengiyakan ajakannya. “Tapi, Bapak yang mbayarin yach tiket nontonnya…” ujar Nia. “Beres… pasti aku bayarin.. Masa kamu yang mbayarin saya… Kan gak etis..” jawabku… Akhirnya, kami pun sepakat untuk pergi nonton bareng.

Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, saya dengan Nia pun janjian untuk ketemu di depan pintu masuk bioskop. Memang sengaja kami tidak berangkat bersama dari tempat kerja, untuk menghindari gosip yang tidak diinginkan. Karena jarak mall untuk menonton dekat dengan mall kami, saya memutuskan untuk jalan kaki. Setiba di bioskop, saya lihat Nia sudah menunggu di depan pintu masuk. Akhirnya setelah basa basi dengan pertanyaan sederhana mengenai lama tidaknya Nia menunggu akhirnya kami pun masuk. Dan selagi, Nia memilih film yang akan ditonton saya membeli minuman dan makanan ringan untuk di dalam. Selesai membeli makanan dan minuman, saya menghampiri Nia untuk menanyakan apakah dia sudah mendapatkan film yang ingin dilihat. Dia mengganguk dan saya pun membeli tiket untuk kami berdua. Sesampainya di dalam ternyata jumlah penonton yang ada sangat sedikit. Yach, sedikitpun masih belum terbesit pikiran yang jorok di pikiran saya. Akhirnya lampu dipadamkan dan film pun dimulai. Pada saat film dimulai, pikiran saya tidak fokus kepada film yang diputar melainkan kepada Nia yang dalam remang- remang terlihat sangat manis dengan kemeja putih dan rok hitam.
Agen Domino99

Entah bagaimana awalnya Nia pun mengatakan bahwa udaranya sangat dingin, dan dengan tiba- tiba Nia menarik tangan saya dan memeluknya.
“Maaf Pak, udaranya dingin banget… Minjem tangan Bapak yach… ujarnya seraya memeluk tangan saya di bagian dadanya. Otomatis tangan saya bersentuhan dengan buah dadanya yang terasa sangat kenyal.
” Jangankan tangan, mau pinjem kontol saya juga boleh…” pikir saya dalam hati.
“Pak.. kok nglamun….” ujar Nia membuyarkan pikiran jorokku.
“Ech..ya… maaf Nia… Lagi nglantur aja pikirannya…” jawabku sekenanya.
Nia pun tertawa mendengar jawabanku..
“Hayooo… lagi mikirin apa Pak… Wach, pasti lagi piktor ya Pak… ” ujar Nia sambil tertawa.
“Ya, habis kamu sich… pake acara minjem tangan segala… Mana ditaruh di dada segala.. kan jadinya nempel ke gunung kembarmu..” jawabku.

“Sengaja yach… kamu naruhnya disitu…. biar aku mupeng..terus cenut- cenut..” ujarku.
“Hihihihi… Bapak ini lucu banget dch…. Ya, anggap aja pembalasan dari Nia Pak… Kan kemarin bapak yang ngerjain Nia.. sekarang giliran Nia yang ngerjain bapak…” jawabnya.
“Ya, kalau ngerjainnya masalah gini sch, ada dua kepala yang pusing Nia..” ujarku.
“Lch kok bisa dua kepala yang pusing Pak..?” tanya Nia dengan muka bingung.
“Ya lch.. kepala atas sama kepala yang di bawah ini yang puyeng…” jawabku sambil menunjuk ke arah celanaku, dimana kontolku sudah ngaceng.

“Waduch… ya maaf Pak… Lagian kok pake acara bangun sich Pak adiknya… suruh tidur lagi aja pak adiknya…hihihihi…” ujar Nia, seraya semakin mendekap tanganku ke dadanya dan semakin aku bisa merasakan kenyalnya buah dada milik Nia. “Ech… kok malah ditekan sich tanganku… ntar tak remes loch gunung kembarmu…” ujarku…
“Remas aja Pak kalau mau….” tantang Nia. Bagai mendapat angin segar, tidak kusia- siakan kesempatan emas ini.
Kuremas buah dada Nia yang sebelah kanan dari luar kemejanya. Bisa kurasakan begitu empuk dan kenyalnya buah dadanya Nia. Tanganku semakin asyik bergerilya meremas buah dadanya bergantian dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sementara di tengah remang- remang cahaya ruang bioskop, bisa kulihat Nia hanya memejamkan matanya dan menahan suara desahannya agar tidak keluar. Untung tidak banyak penonton di ruangan itu dan untung pula di deretan bangkuku hanya ada aku dan Nia.

Aku berpikir, apa mungkin pasangan penonton yang lain melakukan hal yang sama denganku. Ketika kulihat Nia masih memejamkan mata menikmati remasan tanganku di buah dadanya, aku beranikan diri mendekatkan bibirku dengan bibirnya yang terkadang mengigit bibir bawahnya menahan nikmatnya remasan tanganku di buah dadanya. Cuppp… akhirnya bibirku pun bersentuhan dengan bibirnya. Tidak ada tanda penolakan dari Nia, akhirnya kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya berusaha mencari lidahnya.
Dan sungguh diluar dugaan, Nia malah membalas lidahku dengan lidahnya. Akhirnya lidah kami pun saling berpagutan. Di tengan ciuman kami yang menggelora, kususupkan tanganku dari bagian bawah kemejanya yang tidak dimasukkan ke dalam roknya. Dan akhirnya tanganku mencapai bh nya. Kuremas kembali buah dadanya, membuat Nia semakin menggelinjang dan membuat ciuman kami makin ganas dengan permainan lidah. Kuremas- remas buah dadanya dari bagian luar BH nya. Nia pun hanya bisa memejamkan matanya, sambil menahan nikmat.
Tidak puas, dengan meremas dari luar BH akhirnya kusupkan tanganku dari bagian bawah BH nya dan kuremas dengan lembut gunung kembarnya. Nia pun semakin menggelinjang menahan nikmatnya terjangan tanganku di buah dadanya. Apalagi ketika kupilin puting susunya yang tidak terlalu besar, NIa pun semakin mendesis. Untung suara film di ruang bioskop menutupi suara desisan NIa dan gelapnya ruang bioskop seolah menutupi kegiatan yang kami lakukan. Tidak puas dengan hanya aku yang aktif, akhirnya kupegang tangan Nia dan kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku dari bagian luar celana.
Pertama Nia sempat ragu, namun akhirnya dia pun menuruti keinginanku dan mengelus- elus kontolku yang sudah tegang dari bagian luar. Aku merasa nikmat yang luar biasa ketika tangan Nia mengelus kontolku. Akhirnya kubuka resleting celanaku, dan kukeluarkan kontolku agar belaian lembut tangan Nia bisa langsung bersentuhan dengan batang kontolku. Nia nampak kaget ketika memegang batang kontolku yang lmyan besar dan panjang. Tanganku kembali kususupkan ke dalam BH nya dan kupilin kembali puting susunya sambil tangan Nia terus mengosok batang kontolku.
Sayang, hanya kegiatan ini yang bisa kami lakukan. Mungkin bila kami berdua di dalam kamar, pasti langsung kuentot si Nia ini, dalam hatiku. Akhirnya, ketika film akan mencapai akhirnya kami pun menyudahi kegiatan mesum kami. Namun satu hal yang membuat aku penasaran, karena isi kontolku belun keluar. Sehingga aku merasa tanggung banget. Akhirnya, film pun berakhir. Lampu ruang bioskop dinyalakan dan kami pun berjalan keluar dari ruang bioskop. Setelah menonton, aku pun mengantar Nia pulang kerumahnya.
Domino Online

Semenjak kejadian di gedung bioskop, lambat laun hubungan antara aku dan Nia semakin erat. Aku bahkan sering mengantarnya pulang ke rumah dan sekedar bertamu di rumahnya. Kedua orang tuanya pun menerima kehadiranku dengan tangan terbuka. Karena selain aku atasannya di tempat kerja, kehadiranku di rumah Nia malah membawa suasana baru di rumahnya. Maklum, karena keempat anak mereka perempuan semua. Sehingga sosok anak lelaki, serta kakak bagi Nia sepertinya mereka dapatkan dengan kehadiranku.
Walaupun mereka tahu statusku sudah menikah dan punya anak. Namun keluarga Nia tidak mempermasalahkan hubungan pertemananku dengan Nia. Walau sebenarnya hubungannku dengan Nia lebih dari sekedar teman. Namun, itu menjadi rahasia kami berdua. Untuk hubungan rumah tanggaku pun bisa dibilang harmonis seperti biasanya, karena memang pekerjaanku di Mall sangat menyita waktuku. Sehingga, aku memang terbiasa pulang malam.
Sore itu aku sedang duduk di depan komputerku melihat data laporan pencapaian omset dan sedang membuat rencana plan untuk promosi di weekend minggu ini. Rasa penat telah menghinggapiku, yang sedari siang tadi sibuk berkutat di depan komputer. Kulirik jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 4.30 sore. Dan pada saat bersamaan, handphoneku pun berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Kubuka handphoneku, dan ternyata yang mengirimkan pesan adalah Nia.
“Selamat sore Pak, maaf mengganggu.. Kira- kira Bapak lagi sibuk gak? Kalau missal lagi gak sibuk, saya mau minta tolong anterin pulang bisa kch pak? Karena kebetulan Papa saya gak bisa njemput, karena ada urusan. Terima kasih pak. Bls..” itu bunyi pesan singkat Nia yang masuk di inbox handphoneku.
Akhirnya kuputuskan untuk mengiyakan permintaan tolong Nia. Karena aku sendiri juga lagi jenuh di kantor dan ingin mencari udara segar. Setelah kubalas pesan Nia untuk bisa mengantarnya pulang, akupun menyimpan pekerjaanku dan berpesan kepada anak buahku bahwa aku akan keluar sebentar untuk mengurus masalah promo dan sekalian makan. Kemudian aku bergeggas menuju area parkir untuk mengambil mobilku. Tak lama, aku pun memacu mobilku ke tempat Nia menunggu.
Dari kejauhan, kulihat Nia sedang menunggu di depan Kantor Pos. Kuhentikkan kendaraanku dan kubukakan pintu mobilku dan akhirnya Nia pun masuk ke dalam mobilku.
“Maaf ya, jadi kelamaan nunggunya..” ujarku ketika Nia sudah berada di dalam mobil yang kemudian kujalankan kembali menyusuri ruas jalan menuju kerumahnya.
“Gak lama kok Pak.. Justru saya yang meminta maaf sudah merepotkan Bapak..” jawabnya.
“Ach, nyante aja dch.. Emank lagi ke mana Papamu ? tanyaku. Papa sama mama dan adik- adik lagi ke rumah saudaranya mama Pak. Makanya gak bisa jemput saya. Terus tadi mama bilang kalau bisa minta tolong Pak Arie buat nganterin pulang. Ujar Nia.
“Oohhh. Ya udah kalau gitu.. Ya, hitung- hitung sekalian refreshing.. Soalnya tadi bete banget di kantor..” ujarku. Dalam hatiku sangat gembira, karena nantinya bisa berduaan saja dengan Nia.
“Ya, ntar Nia bikini kopi dch Pak buat balas jasanya Bapak.. Atau ntar Nia pijetin dech pak, biar gak capek..” ujar
Nia sambil tersenyum manis. Sungguh suatu tawaran yang sangat sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun. Akhirnya, sekitar 20 menit perjalanan kami pun tiba di rumah Nia. Nia segera turun dari mobil dan membuka pagar rumahnya. Aku pun mengikutinya masuk setelah memarkirkan mobilku. Aku pun duduk di sofa ruang tamu rumah Nia. Sementara Nia masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian. Kuambil sebatang rokok dan kunyalakan sambil menunggu Nia berganti pakaian. Tak lama berselang, Nia pun keluar dari kamarnya.
Dan Nia sangat cantik sekali saat itu. Karena Nia saat itu mengenakan daster yang sangat manis dan kontras ketika dikenakannya. Aku pun memandangya dengan penuh kekaguman. Kurasakan jantungku berdetak kencang, dan mataku memandang Nia seolah ingin menelanjanginya.
“Hayoo nglihatin dan mikirin apa Bapak Kok serius banget sch nglihatin saya Emank ada yang salah ya pak dengan penampilan Nia?” ujar Nia membuyarkan lamunanku. ” Echh.. gakkk kokk.. Cuma kamu terlihat cantik aja pake daster itu..” jawabku sambil menahan malu karena ketahuan melihat dirinya.
“Hihihihi Mukanya Bapak merah tuch Ketahuan tuch bohongnya..” ujar Nia sambil tertawa. “Bentar ya pak, Nia bikini kopi dulu.. Mau pake susu kch Pak kopinya ? ” tawar Nia kepadaku.
“Low susunya pake susu kamu aku mau..” jawabku sambil tertawa.
“Yach, punya saya belum keluar susunya Pak Lagian enakkan langsung aja Pak.. Kalau di campur kopi kan panas” selorohnya sambil mengayunkan langkahnya menuju dapur.



Tak lama pun Nia kembali dengan membawa baki berisikan dua gelas kopi. Nia pun duduk di sampingku, sambil mempersilahkan aku untuk meminum kopi buatannya. Kutuang kopi dalam cangkir ke piring alasnya dan kunikmati kopi buatan bidadari cantik yang saat ini sedang duduk di sebelahku. Setelah meminum kopi yang kutuang di piring tadi, kami pun saling berpandangan. Lambat laun wajah dan bibir kami saling berdekatan, hingga akhirnya bibir kami berdua bertemu dan saling berpagutan dengan mesra.
Kukecup bibirnya Nia dengan mesra sambil kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Nia pun menyambut kedatangan lidahku dengan lidahnya. Hingga lidah kami pun saling beradu. Di sela- sela kami berciuman, kuarahkan tangan kiriku kearah buah dadanya. Kuremas buah dadanya dengan lembut dan perlahan. Nia pun mendesis menahan kenikmatan yang kini sedang kuberikan ke bagian buah dadanya. Perlahan, tanganku pun menyusuri ke bagian bawah tubuhnya, hingga akhirnya tanganku mencapai paha Nia.
Kurasakan begitu halusnya kulitnya ketika tanganku menyusuri kulit pahanya yang putih. Kunaikkan dasternya hingga tampaklah celana dalam Nia yang berwarna pink. Kuelus vaginanya dari bagian luar celana dalamnya, bisa kurasakan memeknya sudah mulai basah akibat rangsangan yang kuberikan. Kugesek bagian tengah memek Nia dari bagian luar celana dalamnya dengan jari telunjukku yang membuat Nia semakin mendesah dan menggelinjang menahan nikmat di tubuhnya. Kurebahkan Nia  di sofa, kemudian kunaikkan dasternya sampai di bagian buah dadanya. Kini aku bisa melihat dengan jelas tubuh indah milik Nia walau masih terbungkus BH dan celana dalam yang warnanya senada, warna pink.
 Agen Poker


Kuremas kedua buah dadanya sambil kuciumi kulit payudaranya yang begitu putih menawan. Kuremas dan kujilati kulit payudaranya sehingga membuat Nia semakin menggelinjang. Tangan Nia berusaha menggapai area kontolku, dan ketika menemukannya Nia mengelus- elus kontolku dari bagian luar celanaku yang membuat kontolku semakin keras dan tegang. Kususupkan tangan kananku ke belakang tubuhnya yang kini sedang kutindih, akhirnya tanganku menemukan pengait BHnya dan segera kulepas pengaitnya. Akhirnya BH nya pun terlepas, sehingga nampaklah di depan mataku kedua payudaranya yang tidak terlalu besar namun sangat kencang, ranum, putih dan dihiasi aerola berwarna coklat muda dengan putting yang mencuat karena terangsang. Kujilati dan kusedot putting payudaranya, sementara tangan kiriku menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
Bisa kurasakan memeknya yang basah dan hangat dan tidak berbulu. Ternyata Nia mencukur habis bulu memeknya, sehingga tanganku bisa leluasa dan mudah menemukan klitorisnya. Kutekan klitorisnya dengan jariku sambil kugesekkan jariku secara perlahan dari atas ke bawah yang semakin membuat Nia mendesah dan menggelinjang tak karuan menahan rangsangan yang kuberikan ke payudara dan memeknya. Memeknya pun semakin basah akibat rangsangan yang kuberikan. Bahkan kontolku pun diremasnya dengan kuat sehingga aku merasa ngilu sekaligus keenakan akibat remasannya walaupun masih terhalang celana yang kukenakan.
Aku sedang asyik mengulum putting susunya ketika Nia mendorongku dan berusaha bangun, sehingga aku sempat terdorong ke arah belakang. Dengan ganasnya Nia melepas ikat pinggangku dan membuka resleting celanaku. Sehingga kontolku yang sudah tegang dan mengeras namun masih terbungkus celana dalamku terpampang di hadapannya. Nia pun sempat terpana melihat kontolku yang masih terbungkus celana dalamku, namun itu hanya berlangsung singkat. Dengan cepat tangannya mengeluarkan kontolku dari balik persembunyiannya, sehingga kini kontolku mengacung dengan gagahnya dengan urat-urat yang Nampak semakin indah di mata Nia .
Nia pun mencondongkan kepalanya untuk mengulum kontolku. Lidahnya menyapu dan menjilati kepala kontolku, sehingga aku semakin merasa geli dan nikmat akibat permainan lidahnya. Puas dengan menjilati kepala kontolku, akhirnya kontolku pun terbenam di dalam mulutnya. Nia menyedot kontolku sambil menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah sehingga kontolku pun semakin lancar keluar masuk dalam mulutnya sambil sesekali Nia menyedotnya seperti sedotan. Bahkan terkadang kontolku mentok di dalam mulutnya Nia, sehingga aku pun semakin menggelinjang dan geli dibuatnya.
Ternyata Nia sangat hebat melakukan oral seks, sampai- sampai aku menggelinjang dibuatnya. Aku pun tidak mau kalah, kuremas- remas buah pantatnya yang semok dan sangat halus dari bagian luar celana dalamnya. Kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamnya dan kuelus sambil terkadang kuremas pantatnya yang bahenol sambil kusisipkan jariku diantara belahan pantatnya sampai ke arah memeknya yang semakin basah dan hangat.
“Ayo Pak, cepetan Keburu ada yang pulang ntar.. ” ujar Nia seraya menyudahi kegiatan oralnya dan kemudian terlentang di atas sofa dengan kedua paha direntangkan sehingga menampakkan memeknya yang masih terbungkus celana dalam pinknya. Segera kulepas celana dalamnya, Nia pun agak mengangkat pantatnya untuk memudahkan aku melepas celana dalamnya.

Sungguh pemandangan memek yang sangat indah. Di depanku kini terpampang memek yang tanpa bulu alias gundul dengan labia mayora yang begitu indah. Aku mengarahkan mukaku ke arah memeknya untuk menghisap memeknya yang begitu membuat aku bernafsu. Namun Nia menutupnya dengan salah satu tangannya.
“Jangan Pak, kan kotor.. Lagian saya malu pak..” ujar Nia.
Aku pun tidak mengiraukan ucapannya, kusibak tangannya yang menutup memeknya dan segera kujilat memeknya yang semakin basah dan merekah merah. Nia pun mendesah sambil mengangkat pantatnya ketika lidahku mulai menyusuir setiap inci bagian lubang memeknya.
Kujilat dengan lembut klitorisnya dan terkadang kusedot klitorisnya yang semakin membuat Nia terengah- engah dan menggelinjang.
“Pakkkk…akkkuu… keluarrr….” desah Nia tertahan sambil mengangkat pantatnya dan mengejang ketika mencapai orgasmenya yang pertama dengan lidahku.
Bisa kurasakan aliran cairan hangat dari memeknya yang terasa asin dan khas sekali. Kutatap mata Nia, dan Nia tersenyum membalas tatapan mataku. Tatapan dan senyuman yang mengekspresikan kepuasan dalam batinnya karena telah berhasil merengkuh kenikmatan orgasme denganku walau hanya menggunakan lidahku. “Kita pindah di kamar ya Pak ? ” ajak Nia. Aku pun segera bangkit dan menggandeng tangannya dan mengayunkan langkah ke arah kamarnya. Di dalam kamarnya, segera kulepas celana dan bajuku sehingga aku pun kini dalam keadaan telanjang bulat di depan Nia.
Sementara Nia pun tidak mau kalah dan segera meloloskan dasternya serta BH nya yang hanya menggantung di pundaknya. Sehingga kini kami berdua telah sama- sama telanjang bulat. Nia pun berbaring di atas kasurnya dalam keadaan terlentang dan melebarkan kedua pahanya untuk memudahkan aku memasuki relung memeknya yang sudah menantikan kehadiran kontolku. Kuusap-usap belahan memek dan klitorisnya dengan kepala kontolku yang sudah licin akibat air ludah Nia dan cairan precumku. Nia semakin melengguh dan menggelinjang karena perlakuanku pada memeknya.
Agen QQ

“Cepet masukkin Pak Nia udach gak tahan..” ujar Nia. “Apanya yang dimasukkin Nia? ” jawabku ingin memancing kata-kata vulgarnya.
“Masukkin kontol Bapak Nia pengen memek Nia dimasukkin kontol Bapak Nia pengen dientot sama kontol Bapak..” ujar Nia dengan penuh nafsu dan sudah tidak mengidahkan norma- norma kesopanan yang ada.
Akhirnya kuarahkan kepala kontolku ke dalam memeknya sambil kutekan secara perlahan- lahan. Nia menggigit bibirnya berusaha menahan kenikmatan yang akan menghampirinya. Perlahan kontolku mulai masuk dan menyeruak ke dalam relung memeknya yang sudah sangat basah. Bless kontolku pun akhirnya terbenam seluruhnya di dalam memeknya. Kudiamkan kontolku sebentar, berusaha menikmati ketatnya lubang memeknya dan kedutan- kedutan nikmat yang menjalar di seluruh batang kontolku. Ternyata Nia sudah tidak perawan, yang akhirnya secara tidak langsung menjawab pertanyaan dalam hatiku.
Setelah memek Nia mulai terbiasa dengan kontolku, aku pun mulai menggerakan pantatku maju dan mundur. Kontolku pun mulai keluar dan masuk secara perlahan di dalam memeknya. Nia  mendesah dan berusaha meresapi setiap gerakan keluar masuk kontolku di dalam vaginanya. Aku pun mempercepat gerakan maju dan mundur pantatku, sehingga suara kecipak berpadunya kelamin kami semakin riuh meramaikan suasana. Di tambah lagi, suara beradunya selangkanganku dengan selangkangan Nia semakin menambah merdu dan bernafsunya acara persetubuhan kami. Semakin lama, gerakan Nia pun semakin liar.
Pantanya ikut bergoyang mengikuti irama maju mundurnya pantatku. Tak lama kemudian, Nia pun mengerang dan mengejang kembali.
“Achhhh.Pakkk Akkkuuu..kelluarrr lagiiii…” erangnya menyambut orgasme keduanya. Sedangkan aku, masih belum ingin menyelesaikan persetubuhan terlarang ini.
“Gillaa Bapak hebat banget sch. Nia sampai dua kali orgasme..” ujar Nia seraya tersenyum dan berusaha mengatur nafasnya.

Kubalikkan badanya Nia hingga posisinya tengkurap, dan kunaikkan pantatnya sehingga lubang memeknya ikut naik dan merekah. Kuposisikan kontolku di depan memeknya dari arah belakang dan blesskontolku pun kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya Nia. Aku pun menggerakan kembali pantatku maju dan mundur sehingga kontolku kembali menyeruak masuk seperti piston yang sedang bekerja. Dalam posisi doggy style ini, bisa kurasakan memeknya sangat menjepit kontolku sehingga membuat aku semakin bernafsu menyodok memeknya.
Nia pun semakin mendesah dan menikmati pompaan kontolku dalam memeknya. Kuremas payudaranya yang menggantung dengan kedua tanganku sambil kontolku terus memompa memeknya dengan penuh nafsu sampai terkadang kepala kontolku mentok dan menyundul rahimnya. Ketika kontolku mentok dan menyundul rahimnya Nia semakin mendesah dan mengerang kenikmatan.
“Ochhh. Enak bangget pak Kontol bapak mantap banget Panjang dan gede banget, sampai rasanya mentok di memekku pak Bapak emang pengalaman banget ngentotin wanita Nia mau dientotin terus sama Bapak..” ujar Nia meracau.
“Ya Nia, memek kamu juga enak banget Kontolku rasanya pengen ngentotin kamu terus..” jawabku. Akhirnya, kurasakan kontolku mulai berdenyut akibat aliran spermaku yang mulai berbaris antri ingin segera keluar dari batang kontolku.
Segera kucabut dan kuarahkan ke pantatnya Nia, dan crottt.crotttt. Kontolku pun memuntahkan isinya di pantat Nia. Banyak sekali spermaku yang keluar dari kontolku dan begitu kental. Andaikan spermaku masuk ke dalam memeknya Nia, bisa dipastikan kenikmatan yang baru saja kami rengkuh akan berakhir bencana. Aku pun tergolek di samping badannya Nia dan menatapnya dengan senyum kepuasan. Sementara Nia pun membalas senyumanku dengan senyum yang sangat manis. Senyuman manis dari seorang wanita yang telah puas karena berhasil mencapai puncak orgasmenya.
Kukecup kening Nia dengan mesra dan hangat. Nia pun tersenyum senang dengan perlakuanku tadi. Segera kuambil tissue di meja kamarnya untuk membersihkan sperma di pantatnya, dan kami berdua pun segera berpakaian kembali. Karena tanpa terasa sudah satu jam kami bersetubuh, dan sudah waktunya aku kembali ke kantor. Ketika aku akan berpamitan, Nia pun mencium tanganku yang kemudian kubalas dengan mencium bibirnya dan keningnya.


NEGARAQQ.COM Agen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia

Minggu, 24 Januari 2016

Guru Sange yang bercinta dengan Muridnya

NEGARAQQ.COM Agen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia


http://bandarsekxi.blogspot.com/2016/01/suatu-hari-dini-terpaksa-harus.html
DINI

Suatu hari Dini terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Ryan harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Ryan juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
Bagi Dini, kedatangan Ryan ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.
”Sudah selesai Ryan?”, Dini masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Ryan selama satu jam untuk mengerjakan soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya
saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Dini, Saya sudah selesai”, Ryan masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Ryan sebentar ya”, Dini berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul. 
Agen Domino

Begitu ia keluar, mata Ryan nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Dini membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Ryan merah karena malu, karena Dini tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Ryan kamu mau menolong saya?”, Dini merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Ryan bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Dini yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”. Muka Ryan langsung saja merah mendengar perkataan Dini ”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

Dini kemudian duduk di pangkuan Ryan. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Dini yang agresif karena haus akan kehangatan dan Ryan yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Dini yang mengeras. Lidah Dini menjelajahi mulut Ryan, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular. Setelah puas, Dini kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaianmu Ryan”, Dini berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Ryan”, Dini mendesah tidak sabar.Ryan kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya didapatnya dari buku dan video saja.”Ryan, letakkan tanganmu di dada Ibu”.Dengan gemetar Ryan meletakkan tangannya di dada Dini yang turun naik. 
Agen Domino99

Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Dini yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Ryan melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Dini tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

Tubuh Dini menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Dini mendekap erat kepala Ryan ke payudaranya. Ryan semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Ryan makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Dini tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Ryan menurut saja. Duduk diantara kaki Dini yang membuka lebar. Dini kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Ryan memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Ryan mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Dini mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Ryan.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Ryan tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Ryan…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Domino Online

Tangan Ryan semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Ryan”, Tangan Dini mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Ryan, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Ryan menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Dini segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Dini. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Ryan merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Ryan tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Dini. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Dini.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Ryan di dalam mulut Dini, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Ryan”, Dini masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.
Agen Poker

Ketika Dini sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Ryan… biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Ryan yang masih tegang berat mendorong Dini ke kulkas.Gelas yang dipegang Dini jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Dini kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Dini berteriak, saat Ryan menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Ryan…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Dini bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Ryan satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya.  Penisnya yang keras melumat liang vaginanya.
”Ibu menikmati ini kan”, bisik Ryan di telinganya .                                                                                                                                         
”Ahh…, hh”,Dini hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab, Ibu”, dengan keras Ryan mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Ryan…, Ryan jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Dini telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Ryan yang penuh mani itupun amblas lagi ke dalam liang Dini .”Ahh”.
Agen QQ

NEGARAQQ.COM Agen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia




Jumat, 22 Januari 2016

DUA WANITA PEMUAS NAFSUKU

Dua Wanita Pemuas Nafsuku

Perkenalkan namaku Sandy. Sebagai laki-laki aku diciptakan bangga karena memiliki kesempurnaan dengan tinggiku 178cm, badanku yang sixpack dan juga wajahku yang ganteng. Kulitku juga putih bersih dan  hidungku yang mancung membuat para wanita tertarik padaku. Dan aku pun mulai memanfaatkan kegantenganku untuk mengoleksi banyak wanita, hingga aku mendapatkan sebutan sebagai playboy. Saat ini Aku duduk di  kelas 3 SMA, aku mempunyai 2 teman wanita yang sangat dekat denganku. namanya Erika dan Tini. Mereka berdua sangat cantik, tubuh mereka pun juga langsing-langsing dan juga sangat seksi dengan payudara yang hampir sama sekitar 34B. untuk pantatnya Tini  lebih seksi, karena lebih besar dan lebih menjulang kebelakang. Namun Erika terlihat lebih HOT karena Erika sering berpakaian super seksi.
Agen Domino

Sore itu kami sudah berjanji untuk belajar di rumah Erika dan kami sudah berjanji  untuk bertemu di sana. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB, aku langsung mengeluarkan motorku untuk menuju ke rumah Erika, eee tidak tahunya di tengah jalan hujan turun deras sekali mengguyur kota Bandung. Terpaksa aku berhenti dan menunggu hujan reda, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda.

Aku pun melanjutkan perjalananku tanpa peduli dengan hujan yang turun dan akhirnya  aku pun sampai di rumah Erika dengan pakaian basah kuyup. Tiba-tiba Erika pun  keluar dari pintu rumahnya karena mendengar suara motorku, maklum ketika itu aku memakai motor Ninja yang cukup berisik untuk didengar. Erika pun menghampiriku untuk membukakan pintu pagar, agar aku bisa masuk, dan secara otomatis Erika pun menjadi basah kuyup, dan terlihatlah olehku pemandangan yang begitu menggiurkan. BH-nya  terlihat jelas olehku, dan kuperkirakan ukurannya cukup besar (34B) dan dia waktu itu memakai BH berwarna hitam, jadi terlihat jelas olehku lekuk tubuhnya.

Setelah itu aku pun masuk ke rumahnya, dan permisi ke  toilet untuk membersihkan tubuhku yang basah akibat hujan tadi. Ketika aku mandi tiba- tiba Erika datang mengetuk pintu dan memanggilku untuk memberikan handuk. Aku pun membuka pintu dan mengambil handuk tersebut. Setelah selesai mandi aku pun keluar dengan hanya memakai handuk saja. Aku mencari-cari Erika untuk meminjam pakaian kakaknya yang kebetulan sedang di luar kota. Aku melihat-lihat rumahnya, dan kurasakan tidak ada satu orang pun di rumahnya. Cuek saja, pikirku dalam hati.  Dan aku pun dikagetkan oleh suara seseorang yang memanggilku, ketika kulihat, dia adalah Tini, yang entah kapan datangnya. Kemudian dia memberikan baju kepadaku, aku sempat kaget dibuatnya. Aku pun kembali ke kamar mandi untuk memakai baju ini. Dan ketika aku sedang ganti baju, tiba-tiba Erika masuk, dan terkejut sekali karena menduga aku sudah tidak ada di dalam (maklum pintu kamar mandi lupa saya kunci). Hehehe..
Agen Domino99


Erika berkata dengan wajah panik, “Sorry yah,” dan dia langsung beranjak keluar dan aku pun melanjutkan memakai pakaian itu. Setelah selesai, aku segera beranjak dari situ. Aku keluar ke arah ruang tamu dan melihat mereka sedang bersiap-siap untuk memulai belajar bersama. Aku  melihat wajah Erika yang sedikit canggung. kemudian aku segera duduk dan mengeluarkan buku yang telah kubawa. Beberapa saat aku belajar, entah apa yang  merasuki otakku ini sehingga membuat penisku  berdiri. Segera Erika mendekatiku dan  minta maaf padaku atas kejadian tadi, serta berbisik pelan kepadaku  agar tidak memberitahukan  kepada siapapun juga. Dan aku pun mengiyakan. Kemudian  Tini mengajak kami untuk menonton DVD yang baru saja dipinjamnya untuk menghilangkan  suntuk dalam belajar. Segera kami menuju kamar Erika untuk menonton DVD tersebut.

Kami bertiga pun mulai menonton DVD tersebut. Setelah beberapa saat  kami menonton, terlihatlah suatu adegan yang “hot” di film tersebut. Pada awalnya kami bertiga hanya diam saja, sambil berpandang-pandangan. Lalu Aku melihat wajahnya Tini yang seketika  terlihat gelisah, mungkin karena melihat adegan tersebut. Dan terlihat Erika yang dari tadi diam saja, tetapi sekarang sepertinya mulai terangsang oleh adegan tersebut. Aku pun melirik ke arah Tini, dan tanpa disadari kedua tangannya mulai mengusap - ngusap  kemaluannya sendiri, dan terdengar sedikit berdesah kecil, “Sshh.. ahh..”   Hal ini membuat penisku beranjak dari tempatnya. Timbul niat di hatiku untuk mengerjai mereka berdua. Aku menggeser posisi dudukku  untuk mendekatkan diri dengan mereka berdua. Kemudian    aku memberanikan diri untuk mengelus-elus paha Erika yang montok dan putih mulus. Dan  dia hanya diam saja, seakan akan  menikmati elusan itu.
Domino Online

Tini yang melihat adegan kami berdua jadi ikut terangsang juga. Tini pun mulai mendekat padaku, dan tiba-tiba dia mengecup bibirku dengan hangat, dan aku pun membalas dengan manis ciumannya. Ciumannya yang sangat lembut itu membuatku semakin membabi buta. Aku pun meremas dada Tini yang masih terbungkus oleh BH, dan dia sangat menikmatinya. Tiba-tiba aku mendengar desahan dari Tini, “Ssshh.. ahh.. puaskan aku malam ini,.. pleassee, aku udah nggak tahan nich.” Aku menyuruh mereka membuka pakaiannya satu persatu.

Mereka pun dengan cepat membuka pakaiannya. Lalu Tini melucuti pakaianku. Dan ketika membuka celanaku mereka terbelalak, karena melihat penisku itu yang besar 20cm. Dengan cepat Tini melahap penisku yang sudah tegang dari tadi.Di saat Tini melahap penisku itu, aku terus menjilati puting susu Erika yang sudah kelihatan mengeras, dan Erika menggelinjang keenakan. Dan  aku menyuruh Erika untuk terlentang di ranjang, lalu aku mulai menjilati kemaluannya yang sudah mengeluarkan aroma yang harum dari kemaluannya. “Iya sayang, sabar yah.” tiba-tiba Tini melepaskan penisku yang di dalam mulutnya dan membimbing penisku itu masuk ke dalam liang milik Erika yang sudah basah sejak tadi.Aku terus menjilatinya dengan buas, dengan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok dengan jariku, dan dia pun menikmatinya. Dia menyuruhku untuk memasukkan penisku  ke vaginanya,

“Ayo, masukin dong itunya, aku udah nggak sabaran nih nunggunya,”katanya. “Bless.. bless.. bless” penisku pun sudah masuk setengahnya, dan aku menggoyangkan maju mundur secara perlahan-lahan dengan bantuan  Tini yang terus memelukku dan menciumku itu. Tiba-tiba Erika menjerit kesakitan karena batang  penisku  terlalu besar untuk masuk ke dalam liang vagina miliknya. Aku trus berusaha dan akhirnya batang  penisku berhasil untuk   masuk semuanya di dalam, dan terasa olehku cairan hangat yang keluar dari kemaluan Erika.
Agen Poker

“Ahh.. ahh.. ah.. Erika..” Setelah 30 menit aku bercinta bersama Erika, sekarang giliran Tini yang sudah tak tahan dengan libidonya itu ..Aku pun mulai memasukkan penisku ke vagina Tini yang sangat menggoda itu, “Bless.. bless..” amblas sudah batang penisku. “Ah ah ah..” desahnya. Aku merasakan dia sudah akan orgasme, tapi memang benar dia mendesah.  “Dy,.. a..a.. kuu maa.. uu.. keeluarr..” Lalu aku berkata, “Tahan ya say.. bentar lagi, aku pun sudah mau keluar nich…….”     Setelah sekian lama akhirnya  dia pun mengalami orgasme, dan mengeluarkan cairan hangat yang terasa olehku. Aku pun mempercepat goyanganku itu dan.. “Crott.. croott.. creett..” aku memuntahkan seluruh maniku itu di mulut Erika dan Tini. Mereka berdua sangat menikmatinya. Kami bertiga pun terkulai lemas di tempat tidur.

Erika dan Tini bekata kepadaku: “Thanks yah sayang, aku belum pernah merasakan yang seperti  ni. Emang kamu sangat hebat untuk melakukan hal ini,”  Aku pun bekata, “Iya sayang,” sambil aku mengecup bibir mereka berdua. Karena hari sudah larut malam aku pun bergegas untuk pulang dan pamit kepada mereka. Setelah kejadian itu kami sering melakukannya, baik di rumah maupun di hotel. Agen QQ

NEGARAQQ.COMAgen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia

Rabu, 20 Januari 2016

Desahan Perawan SMU Yang Sange Sama Reno


NEGARAQQ.COM Agen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia

Hallo pembaca yang setia. Kali ini akan kuceritakan pengalaman aku bercinta dengan gadis SMU. Dia bernama Fitriani, siswi kelas 3 jurusan pariwisata dengan tinggi badannya 169 cm sehingga memudahkan bagi dirinya untuk melihat papan pengumuman, tanpa harus berada di kerumunan terdepan. Fitriani adalah pacarku ketika aku masih bekerja di sebuah travel agent di Bali, sebelum aku pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di cafe. Dengan senyum kemenangan mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor. “Mas Reno.. Aku lulus.,” teriaknya sembari memeluk aku.
Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat. “Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus” ujarku ikut gembira. Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Fitriani mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Fitriani berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang. Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu- buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu.

Agen Domino

Tangan Fitriani memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan- cumbuan Fitriani yang lembut. Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan air yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita. Aku dan Fitriani memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul.
Agen Domino99

Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam- dalam. Aku dan Fitriani duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang. Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Fitriani sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang.

Dengan lembut aku memeluk Fitriani yang nampaknya mulai kedinginan. “Kamu kedinginan sayang?” Tanyaku “Iyah nih Mas..” katanya pelan. Sambil memeluk Udiyani aku membisikan kata-kata mesra. “Adiet hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang telinga. Fitriani hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Fitriani semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Fitriani yang ranum tanpa terpoles lisptick. “Ohh.. Mas..” desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung. Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Fitriani dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut. Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua. Di hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik. Sengaja aku memilih hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.
Agen Poker

Setelah urusan dengan resepsionis selesai, aku mengajak Fitriani berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram. Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian. “Mas.. Aku mau mandi dulu yah,” katanya. “Ntar keburu kedinginan,sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi. “Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng,” godaku. “Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian.
Dengan berlari kecil aku mengejar Fitriani  yang sudah sampai di depan kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek. “Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus” kataku kemudian. “iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?”tanya Udiyani mesra. “Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi. “Muachh..” seketika Fitriani mengecup bibirku lembut. “Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku,” sahutnya lagi.Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Fitriani yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona. Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam.
 Agen QQ

Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut. Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Fitriani, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya. “Srett..” bunyi ziper roknya ketika aku turunkan. Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Fitriani menyentuh lantai. Udiyani saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

Dengan kedua tangan aku langsung menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku. Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Udiyani menggelinjang pelan. “Ohh.. Mas..” desahnya pelan. Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak.
Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Fitriani. Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun.

Terkadang terdengar desahan lembut Fitriani yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya. “Ohh.. Mas,” desahnya lembut. Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras. Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut. Kembali desahan lembut terdengar olehku. “Ohh.. Mas..

Teruskan”desahnya dengan mata terpejam. Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD. Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Udiyani. “Ssshshshshsh..” desisnya pelan.
Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu. Setelah semua bagian tubuh Udiyani penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya. “Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain,” katanya pelan.

“Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu,” jawabku mesra. Kemudian aku memeluk tubuh Udiyani mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtube.
Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtube. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu. Fitriani terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus. Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya.

Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Fitriani menerima rangsangan dariku. Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Fitriani mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini. “Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tak teratur. Aku tahu kalau Fitriani begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual. Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Fitriani begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya. “Ohh.. Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya kecil. Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang. “Ohh.. Mass..” Fitriani mendesah lembut.

Setelah mencapai orgasme yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak, sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Udiyani untuk mencumbunya kembali. Perlahan tubuh Fitriani merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal. Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini. “Ohh.. Sayang.. Enak sekali,” desahku dengan nafas tertahan. Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk.

Fitriani melebarkan kakinya sambil jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Fitriani menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal. “Ohh.. Shhss,” desah kami berbarengan. Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air. Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan. “Ssshh..” desahnya penuh erotis. Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Fitriani tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.
Domino Online

Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Fitriani bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya. “Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya. “Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku “Aku juga mau keluar nih,” timpalku lagi. Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya. “ohh.. Mass.. Aku keluar,” teriaknya bergetar. “Aku juga.. Sayangg..” dengan nafas tak teratur. Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Fitriani. Percintaanku dan Fitriani berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai. Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung. Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Fitriani, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya. Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

NEGARAQQ.COM Agen Domino Online Domino Online Uang Asli Agen Domino99 Terpercaya Indonesia

Selasa, 19 Januari 2016

CEWEK SALON PLUS PLUS | NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli





Pada hari Sabtu yang telah kami sepakati dengan teman dia, dan kami janjian ketemu di salon itu jam 13:00. Aku pun meluncur ke salon itu untuk potong rambut, sejenak aku melirik jam tangan, terlihat jam satu kurang beberapa menit saja dan kuputuskan untuk masuk. Seperti halnya salon-salon biasa, suasana salon ini normal tidak ada yang luar biasa dari tata ruangnya serta kegiatannya. Pada pertama kali aku masuk, aku langsung menuju ke tempat meja reception dan di sana aku mengatakan niat untuk potong rambut. Dikatakan oleh wanita cantik yang duduk di balik meja reception agar aku menunggu sebentar sebab sedang sibuk semua. Sambil menunggu, aku mencoba untuk melihat-lihat sekitar siapa tahu ada temanku, tapi tidak terlihat ada temanku di antara semua orang tersebut. Mungkin dia belum datang, pikirku. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan postur tubuh yang proporsional dan aduhai. Kalau boleh memperkirakan umur mereka, mereka berumur sekitar 20-30 tahun. Aku jadi teringat dengan omongan temanku, Hanni, bahwa mereka bisa diajak kencan. Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.
Agen Domino
Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Aku pun menuju ke arah yang ditentukan. Beberapa detik kemudian seorang wanita muda nan cantik menugur sambil memegang rambutku. 

“Mas, rambutnya mau dimodel apa?” katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang.
“Mmm… dirapi’in aja Mbak!” kataku pendek.
Lalu seperti halnya di tempat cukur rambut pada umumnya, aku pun diberi penutup pada seluruh tubuhku untuk menghindari potongan-potongan rambut. Beberapa menit pertama begitu kaku dan dingin. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku. Sangat tidak enak rasanya dan aku mencoba untuk mencairkan suasana.
“Mbak… udah lama kerja di sini?” tanyaku.
“Kira-kira sudah enam bulan, Mas… ngomong-ngomong situ baru sekali ya potong di sini?” sambungnya sambil tetap memotong rambut.
“Iya… kemarenan saya lewat jalan ini, terus kok ada salon, ya udah dech, saya potong di sini. Ini juga janjian sama temen, tapi mana ya kok belum datang?” jawabku sedikit berbohong.
“Ooo..” jawabnya singkat dan berkesan cuek.
“Hei…” terdengar suara temanku sambil menepuk pundak.
“Eh… elo baru dateng?” tanyaku.
“Iya nih… tadi di bawah jembatan macet, mmm… gue potong dulu yach..” jawabnya sambil berlalu.


Ngobrol punya ngobrol, akhirnya kami dekat, dan belakangan aku tahu Della namanya, 22 tahun, dia kost di daerah situ juga, dia orang Manado, dia enam bersaudara dan dia anak ketiga. Kami pun sepakat untuk janjian ketemu di luar pada hari Senin. Untuk pembaca ketahui setiap hari Senin, salon ini tutup. Setelah aku selesai, sambil memberikan tips sekedarnya, aku menanyakan apakah ia mau aku ajak makan. Dia menyanggupi dan ia menulis pada selembar secarik kertas kecil nomor teleponnya. Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Della, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Ketiganya cantik-cantik tapi Della, tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya. Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Icha, ia agak pendek, tatapannya agak misterius, dadanya sebesar Della namun karena postur tubuhnya yang agak pendek sehingga payudaranya membuat ngiler semua mata laki-laki untuk menikmatinya. Sedangkan Yana, ia tampak sangat merawat tubuhnya, ia begitu mempesona, lingkar pinggangnya yang sangat ideal dengan tinggi badannya, pantatnya dan dadanya-pun sangat proporsional.
Akhirnya kami ketemu pada hari Senin dan di tempat yang sudah disepakati. Setelah makan siang, kami nonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell. Wah, cakep sekali ini orang, batinku mengagumi kecantikan Della, yang waktu itu mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu, hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Della tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan ia diam saja.
Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Della memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas, dan kuputuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Della mengatakan,
“Mmm… Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will… aku suka sama kamu…” katanya pelan tapi pasti.
Seperti disambar petir mendengar kata-katanya, dan secara reflek aku menengok ke kiri melihat dia, tampaknya dia serius dengan apa yang barusan ia katakan. Dia menatap tajam.
“Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel?” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan. 
Agen Domino99

“Aku nggak tau kenapa bahwa aku merasa kamu nggak kayak laki-laki yang pernah aku kenal, kamu baik, dan kayaknya perhatian and care. Aku nggak mau kalo setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Will. Aku nggak mau kehilangan kamu,” jawabnya panjang lebar.
“Mmm… kalo aku boleh jujur sich, aku juga suka sama kamu, Tel… tapi kamu mau khan kalo kita nggak pacaran dulu?” tegasku.
“Ok, kalo itu mau kamu, mmm… boleh nggak aku ’sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.

Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.
“Sekarang?” tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan.
“OK, kamu boleh ’sun’ aku,” jawabku sambil kembali ke jalanan.
Beberapa detik kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah “sun” di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali ia mencium dan ditempelkannya payudaranya di lengan kiriku. Ooh, empuk sekali, mantap!Payudaranya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi terangsang nih. Secara otomatis batang kemaluanku pun mengeras. Dengan pelan sekali, Della berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku. Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Della, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. “Kamu terangsang ya, Will?” tanyanya pelan dan agak lirih. Aku tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus badanku dan mengarah ke bawah. Aku sudah benar-benar terangsang. Sekali lagi Della berbisik, “Will, aku tau kamu terangsang, boleh nggak aku lihat punyamu? punya kamu besar yach!” aku mengangguk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil.
Dielus-elus batang kemaluanku yang sudah keras dari luar. Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kemaluanku. “Ooh…” desahku pelan. Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak. Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Ia cium leherku, dan ia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin ia menikmati aroma parfum BULGARI-ku. Ia makin turun dan turun ke bawah. Beberapa kali Della melakukan gerakan mengocok kemaluanku. Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kemaluanku lalu merambat naik ke atas. Ujung lidahnya kini berada pada bagian biji kejantananku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya. Della melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil. Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi. Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Della masih tetap menjilati kemaluanku dengan penuh nafsu. 
Domino Online

Sesaat Della kulihat melepaskan tangannya dari kemaluanku, ia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik bagian bawah batang kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Della kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku. Ia mulai merekahkan kedua bibirnya, dengan berhati-hati ia memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian bergerak perlahan-lahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kemaluanku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya. Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Della. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku. Perlahan-lahan kemudian kepala Della mulai naik. Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif. Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Della begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah. Kudapatkan payudara sebelah kanan. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Kuremas dengan lembut. Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya. Sambil tetap mengulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremas-remas payudaranya yang masih terbungkus BH. Kuremas satu persatu payudaranya sambil mendesah menikmati kuluman pada kemaluanku.
Kuremas agak kuat dan Della pun berhenti mengulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BH-nya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara payudaranya yang kenyal. “Agh…” desahku menikmati kuluman Della yang makin cepat. Aku turunkan BH-nya yang menutupi payudara sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut. “Ooh… esst…” desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kemaluanku. Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Della begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku. Pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi. Aku berhenti sejenak meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kemaluanku, dan ia terlihat tersenyum kepadaku. “Kamu luar biasa, Tel,” bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya. Della tersenyum manis dan berkesan manja. “Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus,” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Della tersenyum. “Kalo kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan,” jawabnya dan setelah itu menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kemaluanku. Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku.
Agen QQ

“Aaghhh…” desahku agak keras menahan rasa ngilu. Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku, terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya, terkadang ia melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi. Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya. Aku dapat rasakan rambut kemaluannya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Della mengubah posisinya. Tadinya ia yang hanya bersangga pada satu sisi pantatnya saja, sekarang ia renggangkan kedua kakinya. Dengan mudah aku dapat menyentuh kemaluannya. Beberapa saat telunjukku bermain-main di bagian atas kemaluannya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. Ugh, nikmat sekali nih rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam lubang kemaluannya. Aku jelajahi setiap milimeter ruangan di dalam kemaluan Della. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Della. Rasanya sudah beberapa tetes spermaku keluar. Aku benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya.

Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Della tampak melengkuh dan mendesah pelan. Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di lubang kemaluannya dan Dellabeberapa menghentikan kuluman pada batang kemaluanku sambil tetap memegang batang kemaluanku. Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu. Kembali Della menjilat, menghisap dan mengulum batang kemaluanku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini. Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Della pada kemaluanku. Kali ini Della melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kemaluanku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku. Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kemaluanku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam. “Ooh.. Tel… enakk…” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Kupegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun. 
Agen Poker

“Della, aku sudah nggak tahannn…” kataku agak lirih menahan ejakulasi. Namun gerakan Della makin cepat dan beberapa kali ia buka matanya namun tetap mengulum dan terdengar suara-suara dari dalam mulutnya. “Aaaagghhh…” desahku keras diiringi dengan keluarnya sperma dari dalam batang kemaluanku di dalam mulutnya. Keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap sperma yang keluar dari dalam kemaluanku hingga akhirnya habis. Della tetap menjilati kemaluanku dengan lidahnya. Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kemaluanku. Ugh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh spermaku dengan lidahnya, Della bergerak ke atas. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya. Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kemaluanku yang sudah lemas, Della beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa spermaku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata. Akhirnya ia merapikan posisinya, ia duduk dan merapikan pakaiannya. Aku pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku.
Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Della dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret lalu Della kembali dari Manado setelah 2 minggu ia berada di sana dan ia tidak kembali lagi bekerja di salon itu. Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol, sekarang ia diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku. Setelah kami hidup seatap, Della mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan ia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja seks. Della tidak mengetahui bagaimana asal mulanya. Della sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau seks adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000. Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan seks. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir dan entah kapan kami akan resmi menikah. 




Senin, 18 Januari 2016

Bercinta Dengan Istriku Yang Cantik | NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli





Istriku bekerja di salah satu perusahaan multi nasional di Jakarta dan mempunyai karir yang cukup baik, sedangkan aku sendiri lumayan sukses berwiraswasta sebagai kontraktor jalan dan bangunan. Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan, baik saudara maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.

Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal ceritanya.. “Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Lena, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami. Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas..
“Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”

5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Lena tampak sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas lutut dan tanpa lengan. Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.
“Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit lengannya yang mulus dan halus.

“Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Lena memonyongkan bibirnya lucu. Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut. “Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi lengannya. “Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Lena makin cemberut dan membuang muka, pura-pura ngambek. Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak dinyana, Lena melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.

“Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Lena cekikikan sambil tangannya mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang kita sudah harus berangkat. Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam. “Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku menggamitnya sekali lagi dan kali ini Lena menurut. Berangkat juga kami akhirnya.

Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan dan mudah dinikmati. Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Lena, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi. NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli



“Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi. “Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..” demikian sergah Lena. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka. Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan Chinese yang cukup ganteng bernama Benny). 

Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan. Poppy adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo. Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang model, Carol, yang malam itu.. Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua, yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.

“Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway, Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!” Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku. “Emang nih, genit deh Si Ara.” Lena berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!

Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi di Club.

“Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe. “Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.
“Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.

“Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya. Lena dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.
Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman. Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor, seperti Poppy dan Lena, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.

“Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas. “Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin ajaib alias norak.
“Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau kalah betawi.




Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam. Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain, “Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot sejak SMA, dan cukup lebat pula. NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli

“Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..” sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu. “Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”
Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.

“Apa dulu idenya?” Lena dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata. Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu. Aku tahu Lena juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!

“Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah yang dimaksud. “Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat kan?” lanjutnya antusias. “Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.

“Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal. “Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat sampe mau megang segala. Ck ck ck..”
Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja. “Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat nih, pikirku.

“You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho. “Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.

“Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot. “Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!” Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny. Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy. “Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi horny.

“Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun.. “Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga kalau-kalau Lena tertarik sama ide gila ini. “Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya Lena makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.

“Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
That’s done it. Mata Lena langsung melotot ke arah Gary dan berdiri. “Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang masih bayi. Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Lena menyerang membabi-buta. Tercium bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Lena akan sangat nekat kalau sudah fly.

“Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler juga kayaknya. “Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.

“Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah kami.
“Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.

“Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Lena, tapi apakah Lenanya berani?? Hmm?? Berani nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Lena. Lena memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang penuh cowok-cowok horny. Ada 6 orang jumlahnya. This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.

Setiba di meja seberang, Lena langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak genit namun tetap anggun. Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali, mungkin ada keturunan Arabnya.

“Damn, beneran Si Lena. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku. “Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno. Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.

Saat dipegang pinggangnya, Lena berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang. Lalu wajahnya sedikit didekatkan ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil. Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang padat seksi itu. Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena didapatinya istriku memakai G-string.

Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta. Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.

Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Lena, istriku yang cantik, tampak semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu. “Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.

“Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun. Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa batang. Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Lena dengan antusias tampak menggosok-gosokkan selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya yang montok, dan sebaliknya..

Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak. Tangan kanan Lena terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun, perlahan namun pasti.

Makin lama kulihat gerakan Lena makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke belakang. Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Lena bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. 

Hisapan pada jarinya semakin kuat.. Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua. Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.

Lena, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang. Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan napsu bercampur menjadi satu.
Kuperhatikan Lena berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya. Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami. Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia tertidur.

Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu. Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas terlihat ada noda basah di gaun Lena, tepat didepan selangkangannya.

“Pop, tolong dong bangunin Lena. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Lena, memberinya minum segelas air putih dingin, dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari mulut istriku.

“Are you OK, babe?” tanyaku pada Lena, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.
Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a testament to my success, and I’m so proud of it.

“No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya. “Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak. “That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku berkata. “It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi tadi di sana?” kupertegas suaraku. “I want you to be honest with me, and I will forget it all”.

Lena menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah. Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari, nggak heran kalau dia ngantuk.

Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Lena menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.
Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala Lena mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat tegang.

Lena terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku. “So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.
Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik. Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan. Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.

“Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik. “Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?” “Ehmm.. What do you think?” Lena terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera menyembur. Aku yakin Lena juga merasakannya. “Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Lena malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.

Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap. Aku jadi blingsatan dibuatnya. “Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi tanganku dipegangnya. “Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil mengecup bibirku ringan, Lena bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.

Dengan lembut Lena mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba bangkit kembali dan berdiri dengan tegar. Lena lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.

“Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Lena mulai bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam. “Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik. Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-benar mulai membasah. NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli

“Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku. Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.” Demikian cetus Lena sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku. Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.

“Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum kepala penisku. “Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau merasakan kenikmatan yang luar biasa. Mendadak Lena melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus mengocoknya pelan dan berkata.

“Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.” Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras, membuatku mendelik-delik keenakan.
“Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi mungkin supaya dia makin berani.” Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh, nikmatnya tidak terkira.

“Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di kontolnya. It makes me so horny..” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.

Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.

“Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Lena terengah-engah dalam birahinya yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis.. Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya. Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal itu membuatnya makin berkelojotan.

“Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Lena benar-benar mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas. “Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Lena dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya. Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku yang sudah membanjir.

“Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya yang sudah sangat keras. Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali.

“Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku, aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Lena melanjutkan ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.
“Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”

“Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat. Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Lena memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.

Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Lena mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat meleleh di paha bagian dalamnya. Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan kekanan.

“Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin mencapainya.” Lena melanjutkan ceritanya. “Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Lena berteriak keras saat puncak kenikmatan birahi menyergapnya. Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.

“Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan melayang.. Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.

Lena ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku, sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku.
NEGARAQQ.COM | Agent Poker Online | Agent Domino99 | Poker Online Uang Asli